Adalah nama Landasan Pacu di Pusdikpassus. Terletak di
Kecamatan Batujajar, Bandung - Jawa Barat. Landasan Pacu ini memiliki
panjang 1.652 meter dengan permukaan aspal dan ketinggian 762 meter di
atas permukaan tanah.
Dinamakan demikian untuk mengenang kepahlawanan PRATU
SUPARLAN yang gugur dalam tugas, diresmikan oleh Danjen Kopasus pada
1995 Mayjen Prabowo Subianto. Suparlan adalah prajurit Kopassus yang
gugur tahun 1980.
Prajurit hebat ini mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkan regu gabungan Kopassus dan Kostrad dari pembantaian Fretilin.
Kisahnya bermula ketika 1 Unit gabungan
berkekuatan 9 orang personil (4 Kopasus, 5 Kostrad) dibawah pimpinan
Lettu Poniman Dasuki (Brigjen Purn.) melaksanakan Patroli di "Zona Z"
pedalaman Timor. Zona ini dikenal masih sangat rawan, terindikasi menjadi
daerah konsentrasi dari tokoh-tokoh Fretelin seperti Lobato, Lere dan
Xanana. Disamping itu, terkonsentrasi 300 -an Fretelin dengan
persenjataan campuran, serta kebanyakannya adalah mantan Tropaz Portugal
yg berpengalam dalam pertempuran di Mozambique. Pada awalnya Tim
Kopassus Kostrad ini ingin menyergap Pos Pengamatan Fretelin, dan
setelah melumpuhkan Pos Pengematan Fretelin, tiba tiba dari berbagai
arah muncul pasukan Fretelin yang lebih besar, kontak senjata pun tak
terhindarkan. Pertempuran menjadi tidak berimbang karena kalah jumlah.
Unit Gabungan terdesak hebat, digunting dari berbagai arah termasuk dari
ketinggian bukit-bukit. Hujan tembakan menghujani personel Unit
Gabungan ini.
Personel operator Minimi dari Kostrad yang pertama-tama
tumbang, langsung gugur ditempat, kemudian disusul 3 orang lainnya di
formasi paling belakang yang juga terkena tembakan. Sisa 5 personil
terdesak hebat dan bertahan mati-matian.
Kalah jumlah, sisa unit gabungan mundur setapak demi
setapak sehingga menghampiri bibir jurang sambil mencari kemungkinan
meloloskan diri dari killing ground. Hanya ada satu celah untuk
meloloskan diri, akan tetapi dibutuhkan waktu yang cepat untuk melintas
sebelum pasukan Fretilin menutup celah bukit tersebut. Komandan Unit
memerintahkan sisa unit menuju ke celah tersebut, dan Pratu Suparlan
paling depan, bukannya mendengarkan perintah, Pratu Suparlan mundur
kebelakang tanpa mengindahkan perintah Dan Unitnya. "Komandan Bawa yang
lainnya, saya akan berusaha menghambat!"
Pratu Suparlan membuang senjatanya dan mengambil senapan
mesin milik rekannya yang gugur. Tanpa gentar sedikit pun, ia menerjang
ke arah pasukan Fretilin. Hamburan peluru senapan mesin musuh yang
mengoyak tubuh Pratu Suparlan dibalasnya dengan rentetan peluru hingga
amunisinya habis.
Tak terhitung jumlah peluru yang telah menancap di
tubuhnya, membuat seragam loreng yang dikenakan Pratu Suparlan, berubah
warna menjadi merah akibat darah yang mengucur deras dari luka-lukanya.
Meski bersimbah darah, prajurit Kopassus ini tetap tegar bagai Banteng
Ketaton. Bukannya roboh seperti harapan musuh, Pratu Suparlan justru
menghunus pisau komandonya, lalu berlari mengejar Fretilin ke tengah
semak belukar, dan merobohkan 6 personel Fretilin.
Tibalah Pratu Suparlan pada ambang kesanggupannya, ia
terduduk dan tak lagi mampu menggenggam pisau komandonya. Ia kehabisan
darah. Namun ia tak pernah kehabisan akal maupun semangat untuk membela
Ibu Pertiwi dari rongrongan pemberontak.
Saat jatuh terduduk, pasukan Fretilin segera
mengerumuninya. Setelah puluhan musuh makin dekat mengepungnya, dengan
sisa tenaga yang ada, ia susupkan tangan ke kantong celana. Dalam
hitungan detik, dicabutnya pin granat lalu ia melompat ke arah kerumunan
Fretilin di depannya seraya berteriak, "Allahu Akbar". Dentuman keras
membahana, mengiringi robohnya puluhan prajurit Fretilin, bersama
seorang prajurit Kopassus bernama Prajurit Satu Suparlan.
Sementara itu, sisa pasukan "Unit Suparlan" yang tinggal 5
orang telah menguasai ketinggian di celah bukit. Melihat gugurnya Pratu
Suparlan, dari atas bukit mereka menghujani tembakan kepada kerumunan
Fretelin. Jatuh korban dari kedua belah pihak. Tak lama, pasukan bantuan
pun tiba, dan segera membantu memukul mundur Fretelin.
Pertempuran berlangsung hingga malam hari. Pasukan bantuan
menemukan tujuh orang Unit Pratu Suparlan yang gugur. Jenazah Pratu
Suparlan sendiri ditemukan dalam keadaan tidak utuh. Sedangkan dari
pihak Fretelin kehilangan 83 orang milisinya, sisanya beberapa ditangkap
hidup-hidup.
Keberanian, kecerdasan, dan baktinya pada Ibu Pertiwi,
membuat negara menganugerahi KPLB (Kenaikan Pangkat Luar Biasa) kepada
Prajurit Satu Suparlan satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula
yaitu Kopda (Anm). Tanda jasa Bintang Sakti pun diberikan pada Kopda
(Anm) Suparlan pada 13 April 1987, melalui Keppres No. 20/ TK/TH 1987.
Nama Suparlan terpahat di atas batu granit hitam Monumen
Seroja, di Komplek Markas Besar TNI Cilangkap, serta diabadikan sebagai
nama Lapangan Udara Perintis di Pusdikpasus Batujajar Bandung yang
diresmikan oleh KSAD Jenderal TNI Edi Sudrajat pada 26 Mei 1991. Kepada
tujuh personel yang gugur dari "Unit Suparlan", negara juga
menganugerahkan kenaikan pangkat
Inilah RAMBO sebenarnya,bukan Fiksi...!!!
Komandoooo.....!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar