CERITA

Jumat, 17 April 2015

RAMBO ASLI DARI INDONESIA



PRATU SUPARLAN
Adalah nama Landasan Pacu di Pusdikpassus. Terletak di Kecamatan Batujajar, Bandung - Jawa Barat. Landasan Pacu ini memiliki panjang 1.652 meter dengan permukaan aspal dan ketinggian 762 meter di atas permukaan tanah.
Dinamakan demikian untuk mengenang kepahlawanan PRATU SUPARLAN yang gugur dalam tugas, diresmikan oleh Danjen Kopasus pada 1995 Mayjen Prabowo Subianto. Suparlan adalah prajurit Kopassus yang gugur tahun 1980.
Prajurit hebat ini mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkan regu gabungan Kopassus dan Kostrad dari pembantaian Fretilin. 


Kisahnya bermula ketika 1 Unit gabungan berkekuatan 9 orang personil (4 Kopasus, 5 Kostrad) dibawah pimpinan Lettu Poniman Dasuki (Brigjen Purn.) melaksanakan Patroli di "Zona Z" pedalaman Timor. Zona ini dikenal masih sangat rawan, terindikasi menjadi daerah konsentrasi dari tokoh-tokoh Fretelin seperti Lobato, Lere dan Xanana. Disamping itu, terkonsentrasi 300 -an Fretelin dengan persenjataan campuran, serta kebanyakannya adalah mantan Tropaz Portugal yg berpengalam dalam pertempuran di Mozambique. Pada awalnya Tim Kopassus Kostrad ini ingin menyergap Pos Pengamatan Fretelin, dan setelah melumpuhkan Pos Pengematan Fretelin, tiba tiba dari berbagai arah muncul pasukan Fretelin yang lebih besar, kontak senjata pun tak terhindarkan. Pertempuran menjadi tidak berimbang karena kalah jumlah. Unit Gabungan terdesak hebat, digunting dari berbagai arah termasuk dari ketinggian bukit-bukit. Hujan tembakan menghujani personel Unit Gabungan ini.

Personel operator Minimi dari Kostrad yang pertama-tama tumbang, langsung gugur ditempat, kemudian disusul 3 orang lainnya di formasi paling belakang yang juga terkena tembakan. Sisa 5 personil terdesak hebat dan bertahan mati-matian.
Kalah jumlah, sisa unit gabungan mundur setapak demi setapak sehingga menghampiri bibir jurang sambil mencari kemungkinan meloloskan diri dari killing ground. Hanya ada satu celah untuk meloloskan diri, akan tetapi dibutuhkan waktu yang cepat untuk melintas sebelum pasukan Fretilin menutup celah bukit tersebut. Komandan Unit memerintahkan sisa unit menuju ke celah tersebut, dan Pratu Suparlan paling depan, bukannya mendengarkan perintah, Pratu Suparlan mundur kebelakang tanpa mengindahkan perintah Dan Unitnya. "Komandan Bawa yang lainnya, saya akan berusaha menghambat!"
Pratu Suparlan membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur. Tanpa gentar sedikit pun, ia menerjang ke arah pasukan Fretilin. Hamburan peluru senapan mesin musuh yang mengoyak tubuh Pratu Suparlan dibalasnya dengan rentetan peluru hingga amunisinya habis.
Tak terhitung jumlah peluru yang telah menancap di tubuhnya, membuat seragam loreng yang dikenakan Pratu Suparlan, berubah warna menjadi merah akibat darah yang mengucur deras dari luka-lukanya. Meski bersimbah darah, prajurit Kopassus ini tetap tegar bagai Banteng Ketaton. Bukannya roboh seperti harapan musuh, Pratu Suparlan justru menghunus pisau komandonya, lalu berlari mengejar Fretilin ke tengah semak belukar, dan merobohkan 6 personel Fretilin.
Tibalah Pratu Suparlan pada ambang kesanggupannya, ia terduduk dan tak lagi mampu menggenggam pisau komandonya. Ia kehabisan darah. Namun ia tak pernah kehabisan akal maupun semangat untuk membela Ibu Pertiwi dari rongrongan pemberontak.
Saat jatuh terduduk, pasukan Fretilin segera mengerumuninya. Setelah puluhan musuh makin dekat mengepungnya, dengan sisa tenaga yang ada, ia susupkan tangan ke kantong celana. Dalam hitungan detik, dicabutnya pin granat lalu ia melompat ke arah kerumunan Fretilin di depannya seraya berteriak, "Allahu Akbar". Dentuman keras membahana, mengiringi robohnya puluhan prajurit Fretilin, bersama seorang prajurit Kopassus bernama Prajurit Satu Suparlan.
Sementara itu, sisa pasukan "Unit Suparlan" yang tinggal 5 orang telah menguasai ketinggian di celah bukit. Melihat gugurnya Pratu Suparlan, dari atas bukit mereka menghujani tembakan kepada kerumunan Fretelin. Jatuh korban dari kedua belah pihak. Tak lama, pasukan bantuan pun tiba, dan segera membantu memukul mundur Fretelin.
Pertempuran berlangsung hingga malam hari. Pasukan bantuan menemukan tujuh orang Unit Pratu Suparlan yang gugur. Jenazah Pratu Suparlan sendiri ditemukan dalam keadaan tidak utuh. Sedangkan dari pihak Fretelin kehilangan 83 orang milisinya, sisanya beberapa ditangkap hidup-hidup.
Keberanian, kecerdasan, dan baktinya pada Ibu Pertiwi, membuat negara menganugerahi KPLB (Kenaikan Pangkat Luar Biasa) kepada Prajurit Satu Suparlan satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula yaitu Kopda (Anm). Tanda jasa Bintang Sakti pun diberikan pada Kopda (Anm) Suparlan pada 13 April 1987, melalui Keppres No. 20/ TK/TH 1987.
Nama Suparlan terpahat di atas batu granit hitam Monumen Seroja, di Komplek Markas Besar TNI Cilangkap, serta diabadikan sebagai nama Lapangan Udara Perintis di Pusdikpasus Batujajar Bandung yang diresmikan oleh KSAD Jenderal TNI Edi Sudrajat pada 26 Mei 1991. Kepada tujuh personel yang gugur dari "Unit Suparlan", negara juga menganugerahkan kenaikan pangkat
Inilah RAMBO sebenarnya,bukan Fiksi...!!!
Komandoooo.....!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar